Jumat, 21 Januari 2011

PARTISIPASI DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Persepsi : adalah suatu proses dimana individu  mengorganisasikan dan menafsirkan kesan kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi :
  1. pelaku persepsi : perceiver, karakteristik pribadi seseorang yang dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan ekpektansi atau pengharapan
  2. target
  3. situasi
Teori tentang persepsi :
persepsi yang diberikan terhadap orang akan berbeda dengan persepsi  terhadap objek mati, terdapat beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan cara membuat penilaian mengenai orang lain atau persepsi orang  adalah teori atribusi : teori yang mengarahkan bagaimana kita mengamati perilaku individu dan mencoba menentukan apakah masalah tersebut ditimbulkan secara internal atau eksternal.
Ada tiga faktor  yang dapat menentukan masalah tersebut, yaitu:
  • kekhususan, yakni apakah setiap individu memperlihatkan perilaku  yang berbeda dalam situasi yang berbeda pula
  • konsensus, bila seseorang dihadapkan pada situasi yang sama dan menjawab dengan cara yang sama
  • kesinambungan, bila seseorang pada setiap waktu melakukan tindakan dengan cara yang sama
beberapa cara yang digunakan untuk menilai orang lain :
  1. persepsi selektif : persepsi yang kecenderungannya hanya memperlihatkan aspek  aspek tertentu  dari seseorang yang mendasarkan  pada kepentingan, latar belakang, pengalaman dan sikap.
  2. efek hallo :  menarik suatu kesan umum mengenai suatu individu berdasarkan satu karakteristik tunggal
  3. proyeksi : menghubungkan karakteristik karakteristik nya sendiri kepada orang lain
  4. efek kontras : evaluasi  dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah  pada`karakteristik yang sama
  5. stereotyping : menilai seseorang atas dasar persepsi seorang terhadap kelompok seseorang itu, atau menyamaratakan karakteristik seorang  dengan anggota kelompoknya
hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan
keputusan adalah : pembuatan pilihan diantara dua alternatif atau lebih
proses pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah /problem.
Problem adalah : suatu penyimpangan antara sesuatu keadaan  dewasa ini dan keadaan yang diinginkan.
Terkait dengan  bagaimana seharusnya seorang individu mengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah sehingga mencapai hasil maksimal, terdapat satu model pengambilan keputusan, yaitu:
1. Model optimasi : suatu model pengambilan keputusan yang menguraikan bagaimana individu individu seharusnya berperilaku agar mencapai hasil maksimal.
Terdapat beberapa langkah model optimasi :
  1. pastikan kebutuhan akan suatu keputusan
  2. kenali kriteria keputusan
  3. alokasikan bobot kepada kriteria itu
  4. kembangkan alternatif alternatif
  5. evaluasi alternatif
  6. pilihlah alternatif yang terbaik
2. Model satisficing : suatu model pengambilan keputusan dimana pengambil keputusan memilih pemecahan pertama yang dianggap  cukup baik yaitu memuaskan/satisfactory, dan cukup/sufficient
3. model keunggulan implisit : suatu model pengambilan keputusan dimana secara dini dalam proses keputusan itu pengambil keputusan secara implisit memilih suatu alternatif yang lebih disukai dalam proses keputusan dan penalaran terhadap pilihan yang lainnya
4. model intuitif : suatu proses pengambilan keputusan tak sadar yang diciptakan dari dalam pengalaman yang terasing
Pengambilan keputusan yang etis
Pengambilan keputusan yang etis  merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan organisasional.
Terdapat tiga kriteria keputusan etis, yaitu:
  1. kriteria manfaat (utilitarianisme), yakni keputusan diambil sedemikian  rupa sehingga memberikan kebaikan dan manfaat terbesar bagi jumlah terbesar
  2. kriteria berfokus pada hak, kriteria ini mempersilahkan individu individu untuk mengambil keputusan  yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan mendasar  seperti dikemukakan dalam piagam piagam dokumen hak asasi
  3. kriteria berfokus pada keadilan, kriteria ini mensyaratkan individu  individu untuk mengenakan dan memperkuat aturan aturan secara adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian manfaat dan biaya yang pantas.
Pengambilan keputusan yang etis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
  1. tahap perkembangan moral :  suatu tahap penilaian (assesment) dari kapasitas seseorang  untuk menimbang nimbang apakah secara moral benar.
  2. lingkungan organisasi : merujuk pada persepsi  karyawan mengenai pengharapan (ekspektasi) organisasional, apakah organisasi itu mendorong dan mendukung perilaku etis dengan memberi ganjaran atau menghalangi  perilaku tak etis dengan memberikan hukuman atau sangsi.
  3. tempat kedudukan kendali : tempat kedudukan kendali tidak lepas dari  struktur organisasi , pada umumnya  individu individu yang memiliki moral  kuat akan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tak etis. namun jika mereka dikendalai  oleh lingkungan organisasi sebagai tempat kedudukannya yang sedikit banyak tidak menyukai pengambilan keputusan etis, ada kemungkinan individu yang telah mempunyai moral kuatpun dapat tercemari oleh suatu lingkungan  organisasi sebagai  tempat kedudukannya  yang mengijinkan atau mendorong praktik praktik pengambilan keputusan tak etis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar