Jumat, 28 Januari 2011

Tipologi Kepemimpinan berdasarkan Jenis Kharismatik


Sebelum tahun 1980, karisma adalah suatu mengenai kepemimpinan politik, atau kepemimpinan dari pergerakan sosial dan keagamaan. Dalam beberapa tahun para peneliti tertarik untuk mempelajari mengenai karisma kepemimpinan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan wirausahawan yang mendirikan organisasi baru dan exekutif yang menjalankan organisasi lama.

Karisma adalah suatu kata yang berasal dari yunani yang berarti “pemberian tuhan”. Seperti halnya kemampuan untuk memprediksi kejadian dimasa mendatang. Seorang sosiolog Max Weber (1947) menggunakan istilah ini untuk menjelaskan bentuk dari pengaruh suatu persepsi terhadap bawahan yang menjelaskan bahwa pemimpin diberkahi oleh suatu kemampuan lebih.

Karisma adalah daya tarik seseorang yang tidak bisa dibeli dengan uang. Itu adalah energi yang tidak nampak akan tetapi efeknya nyata (Marriane Williamson).
Seorang pemimpin yang memiliki kemampuan pribadi luar biasa muncul dengan visi yang radikal, yang memberikan solusi atas masalah yang sedang terjadi. Hal ini membuat para bawahan menjadi tertarik dan meyakini bahwa pimpinanya memiliki kelebihan yang luar biasa. Selama beberapa tahun sejak Weber mengemukakan theori itu, beberapa dari sosiolog dan polotisi telah melakukan usaha untuk menjelaskan mengenai karisma dan menganalisis kondisis dimana hal tersebut terjadi.

Banyak sekali kontroversi mengenai karisma, apakah karisma itu merupakan kemampuan khusus dari pemimpin, kondisi pekerjaan, ataukah suatu proyeksi interaktif antar pimpinan dan bawahan. Saat ini beberapa theoritikus menganggap bahwa karisma adalah suatu hasil dari kemampuan memahami dan mempengaruhi para bawahan atau bawahan. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh pemimpin yang berkualitas dan perilaku yang sesuai dengan keadaan saat itu.

TEORI HOUSE MENGENAI CARISMA KEPEMIMPINAN

House (1977) menyatakan sebuah teori untuk menjelaskan kepemimpinan karismatik dalam bentuk usulan yang lebih melibatkan observasi dari pada melibatkan mistik. Teori ini berdasarkan kumpulan dari berbagai ilmu sosial. Menurut House, karisma seorang pemimpin mampu memberikan sesuatu yang sangat besar dan efek yang sangat luar biasa bagi bawahannya atau bawahanya. Mereka mayakini bahwa keyakinan soerang pemimpin itu adalah benar. Mereka menerima pendapat pemimpin tanpa pernah memepertanyakan alasanya. Mereka menyayangi pemimpin mereka dan terlibat secara emosi dalam misi organisasi. Mereka menjadi sangat yakin bahwa mereka mampu memberiakan kontribusi yang lebih terhadap tujuan organisasi.

SIFAT PEMIMPIN

Seorang pemimpin yang berkarisma memiliki kekuatan yang besar, rasa percaya diri yang tinggi, serta pendirian yang kuat. Sebuah tujuan yang besar memotivasi pemimpin untuk berusaha mempengaruhi bawahannya. Seorang pemimipin yang tidak memiliki sifat-sifat diatas akan sangat sulit untuk mempengaruhi bawahanya.

PERILAKU PEMIMPIN

Para pemimpin yang berkarisma sering menjaga perilakunnya didepan para bawahannya agar dirinya terkesan berkompeten dibidangnya. Seorang pemimpin yang berkarisma pandai dalam menyuarakan idiologinya yang berhubungan dengan tujuan organisasi, sehingga dapat menciptakan aspirasi bersama yang diakomodasikan terhadap bawahan. Keterlibatan emosi seoarang pemimpin dengan bawahanya memberikan suatu tujuan yang jelas bagi bawahanya. Bahkan ketidakhadiran seoarang pemimpin akan memberikan dampak yang besar bagi para bawahanya.

Pemimpin yang berkarismatik suka memberikan contoh –contoh perilaku yang baik agar ditiru oleh para bawahanya. Dalam proses ini pemimpin mampu memberikan kepuasan dan motivasi kepada bawahanya. Mereka suka memberikan motivasi secara bertahap dan berkesinambunangan kepada bawahanya agar menumbuhkan rasa percaya diri yang tinggi terhadap para bawahanya. Motivasi ditumbuhkan dengan memberikan pujian-pujian dan daya tarik emosional kepada bawahanya. Hal ini akan senantiasa menumbuhkan rasa percaya diri seorang bawahan dan secara tidak langsung menghidupkan karisma seorang pimpinan.

PEMUDAHAN KONDISI

Podsakoff, MacKenzie, Morrman, and Fetter (1990) mengembangkan sebuah kuisioner yang bertujuan untuk mengukur karismatik dan perubahan perilaku pemimpin. Dan hasilnya menunjukakn bahwa seorang bawahan yang memiliki pemimpin karismatik cendrung akan lebih bekerja keras, setia, dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah.

Howell dan Frost (1988) memimpin sebuah riset mengenai perbedaan perilaku pemimpin terhadap bawahanya. Pemimpin yang berkarisma akan menunjukan rasa percaya yang tinggi, harapan yang tinggi kepada bawahanya dengan cara yang berbeda-beda (kontak mata, nada bicara, pujian, dll ). Beberapa bukti tidak langsung ditemukan oleh beberapa peneliti yaitu seorang bawahan akan menunjukkan kinerja yang maksimal ketika pemimpin memberikan pujian, dan menunjukan rasa percaya diri yang sesuai dengan ucapanya.(Eden, 1984, 1990; Eden dan shani, 1982; Field, 1989)

SIFAT-SIFAT TEORI KARISMA

Conger dan Kanungo (1987) menyatakan teori bahwa carismatik leadership adalah sesuatu yang alami. Karismatik itu bukan hanya suatu bayangan seorang pemimpin, akan tetapi lebih cendrung kepada dorongan terhadap para bawahanya. Seaorang pemimpin akan terlihat karismanya jika mampu bertanggung jawab atas suatu keputusan yang diambil terhadap bawahanya. Akan lebih berkesan lagi jika sorang pemimpin mau bertanggung jawab tanpa mengindahkan uang, status, bahkan posisinya diperusahaan demi bawahanya. Seorang pemimpin membangun visi bagi masa depan dan mengatur strategi untuk merealisasikannya. Dia menyebabkan terjadinya perubahan. Dia memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk menuju arah yang benar, menyertai setiap orang dan berkorban untuk mencapainya. Hal ini akan membuat para bawahan meyakini banwa pemimpinya benar-benar tahu bagaimana cara memimpin dan mencapai sebuah tujuan. Hal ini akan membuat mereka bekerja keras dalam menjalankan strategi yang diberikan pimpinanya. Sehingga peluang suksespun semakin tinggi. Hal ini dikarenakan seoarang bawahan akan melakukan apa saja jika mereka telah terinfuence oleh pimpinanya.

PROSES MEMPENGARUHI

Pada awalnya teori tidak membahas mengenai bagaimana karisma seorang pemimpin mempengaruhi bawahanya, akan tetapi sebuah gambaran mengenai hal itu akan dijelaskan oleh Conger(1989). Disana dibahas mengenai mengapa seorang bawahan begitu kuat terpengaruh oleh karisma pimpinanya dalam menyelasaikan sebuah misi. Hal-hal yang mempengaruhi proses pengaruh karismatik seorang pemimpin yaitu adalah :

1.Personal Karakter 

Karakter dasar dari seorang pemimpin sangat menentukan apkah dia memiliki karisma atau tidak terhadap bawahanya. Karakterpemimpin tidak akan tampak ketika kita hanya berinteraksi sesaat, atau dalam kondisi tekanan normal. Dalam kondisi tekanan yang luar biasa, karakter pemimpin yang asli akan muncul ke permukaan dan tampak jelas. Apakah dia gampang marah, gampang mengeluh, gampang menyerah, mudah panik, atau menggantungkan dirinya pada orang lain. Bahkan, apakah ia sesungguhnya punya karakter offensive (menyerang orang lain), defensive (sekadar menjaga diri), atau offensive-defensive (mempertahankan diri dengan cara menyerang). Apakah ia juga memiliki karakter uncontrolled (tidak mampu mengendalikan din), short-sighted (berpandangan jangka pendek), impulsive (reaktif-sesaat), bahkan explosive (meledak-ledak).

2. Width & Depth Knowledge

Aura kepemimpinan akan makin bersinar terang ketika orang tersebut secara terus menerus memperluas dan memperdalam pengetahuannya, terutama dalam bidangnya. Ia menjadi sumber pembelajaran dan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi para bawahanya atupun bawahannya. 

A SelF-Concept teori of Charismatic Leadership

Banyak teori-teori yang tidak memberikan penjelasan yang cukup mengenai lasan mengapa karisma seorang pemimpin mampu memberikan pengaruh dan motivasi yang sangat besar kepada bawahanya untuk melakukan segala hal demi pemimpinya. Contohnya adalah mengapa para bawahan agama tertentu rela mengorbankan segala hal yang bersifat duniawi demi agamanya. Dan mengapa para bawahan politik rela hidupnya dipenuhi resiko demi pimpinanya.

Shamir, house, dan Arthur (1993) merumuskan sebuah teori baru mengenai karisma seorang pemimpin yang diharapkan mampu menutupi kekurangan itu. Beberapa indikasi uyang digunakan masih sam, yaitu mengenai rasa sayang bawahan kepada pimpinanya, keterkaitan emosional dalam organisasi. Serta kesamaan komitment untuk mencapai hasil yang maksimal.

MOTIVASI MANUSIA

Sebagian besar manusia akan termotivasi untuk mempertahankan harga diri mereka. Dan bahkan sebagian besar manusia cendrung termotivasi untuk mempertahankan pendapatnya. Pendapat pribadi merupakan gabungan antara nilai-nilai dan identitas sosial.
PENJELASAN PSIKOANALISIS (ANALISA KEJIWAAN) DARI KHARISMA
Beberapa teori mencoba untuk menjelaskan charisma dalam terminology Freudian Psychodinamic process in followers. Teori ini mencoba untuk menjelaskan ketidakbiasaan dan kelihatannya juga tentang pengaruh irrasional dari beberapa pemimpin kharismatik yang diidolakan sebagai pahlawan manusia super atau dipuja sebagai tokoh spiritual. Tingkat ekstreem personal identifikasi oleh bawahan yang dijelaskan dalam proses psychodynamic antara lain :

- regression (kemunduran), hal ini meliputi kembalinya seseorang untuk merasa dan berperilaku khas anak muda.
- Transference (pemindahan kekuasaan), terjadi apabila bawahan merespon seseorang hanya jika dia adalh seorang figur orang penting.
- Projection (proyeksi), meliputi proses perasaan atribusi yang tak diinginkan dan alasan pada orang lain, dengan cara demikian terdapat pergeseran tentang salah satu yang merasa bersalah.

Munculnya pemimpin kharismatik pada khususnya seperti diantara orang-orang yang memiliki perasaan ketidakcukupan, bersalah, takut, dan terasing dan seseorang yang membagi kepercayaan dan keluarbiasaan yang akan melayani dasar emosional dan seruan rasional oleh pemimpin.

PENJELASAN PENULARAN SOSIAL OLEH KHARISMA

Tinjauan teori ini berfokus pada dampak langsung dari pemimpin pada sikap dan perilaku bawahannya. Reaksi bawahan, seperti pendirian yang kuat dari kegunaan keterlibatan emosional pada misi, kesediaan untuk mendesak dengan upaya ekstra, dan identifikasi dengan pemimpin yang terjadi untuk merespon perilaku non-tradisional, pengecualian prestasi, dan pesan inspirasional oleh pemimpin. Kharisma diatribusikan pada pemimpin oleh bawahan sebagai hasil dari keluarbiasaan atribusi yang diperlihatkan pemimpin dalam konteks tertekan dalam situasi sosial. Menurut Meindl (1990) teori ini tidak menjelaskan mengapa respon kharismatik juga terjadi pada seseorang yang tidak bertemu secara tatap muka dengan pemimpin.

Meindl menawarkan penjelasan tentang kharisma yang berpusat pada bawahan daripada berpusat pada pemimpin. Teori ini berfokus pada penularan sosial sebagai proses utama interaksi antarpribadi untuk menjelaskan reaksi kharismatik pada pemimpin. Terminologi ” penularan sosial” menggambarkan secara spontan perbedaan dan reaksi perilaku yang terjadi diantara sekelompok orang. Menurut Meindl, banyak orang punya identitas kepahlawanan dalam konsep diri mereka sendiri. Perbedaan mencolok dibandingkan teori kharisma yang lain, tidak penting siapa sebenarnya yang menjadi simbol pemimpin dari penyebab yang baru (dan berfokus pada pemujaan bawahan yang berlebihan).sepanjang orang tersebut cukup atraktif dan luar biasa dalam kualitas dan aturan. 

PERBANDINGAN TEORI KHARISMA

Berbagai macam teori kepemimpinan kharismatik menyediakan banyak penjelasan yang bersaing penjelasan sebagai dampak proses yang menyangkut teori kepemimpinan kharismatik. Teori penjelasan psychoanalisis dari kharisma menekankan dampak dari pemimpin sebagai dampak dari identifikasi personal dengan pemimpin. 

Teori atribusi kharisma ( Conger, 1989: Conger & Kanungo, 1987) kelihatannya menekankan pada identifikasi personal sebagai proses utama dan internalisasi sebagai proses kedua. Dalam Meind teori (1990) pada awalnya perubahan secara langsung dampak dari pemimpin (kemungkinan melalui personal identifikasi), tapi orang lain sesudah itu terpengaruh proses penularan sosial. Teori yang disampaikan oleh House (1977) menekankan personal identifikasi, motif arausal oleh pemimpin, dan pengaruh pemimpin tujuan bawahan dan kepercayaan diri. Teori konsep diri (Shamir et all. 1993) menekankan pada nilai internalisasi, identifikasi sosial, dan pengaruh pemimpin pada kemanjuran diri bawahan, dengan hanya aturan yang kecil untuk identifikasi personal.

Perbedaan teori ini ditekankan pada ketidakragu-raguan loyalitas dan kepatuhan sebagai indikator utama dari pengaruh pemimpin kharismatik.
Psichoanalisis : keyakinan kepatuhan pada terjadinya ketergantungan bawahan pada manusia super yang akan melindungi mereka.
Teori House : bawahan menggambarkan ketidak ragu-raguan ketaatan pada pemimpin yang berdasar personal identifikasi dan ketergantingan mereka pada keahlian yang luar biasa dari pemimpinnya.

Keyakinan kepatuhan dan loyalits tidak berdampak pada teori penularan sosial. Teori dari Shamir dan koleganya menekankan pada loyalitas pada keikutsertaan ideologi pada pemimpin dibanding pemimpinnya sendiri..
Semua tokoh dalam teori ini spendapat bahwa pentingnya visi yang dilafalkan pemimpin yang relevan pada situasi dan kebutuhan bawahan.



sumber :  www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar